Saturday, November 12, 2011

Belanda Kecil di Purworejo


Hampir semua kota -kota dimanapun mempunyai cirri khas yang menunjukan proses bergulirnya kota tersebut pada masa lalu. Seperti contoh Jakarta yang mempunyai Menteng, Yogyakarta yang mempunyai  Kota Gedhe, dan lain sebagainya. Kawasan- kawasan  ini merupakan saksi bisu sepanjang perjalanan sejarah kota tersebut.
Begitu pula dengan Purworejo. Sebenarnya kalau kita lihat lebih jeli, banyak hal sepesifik terdapat di kota ini. Lihatlah di sekitar alun- alun Purworejo. Di sebelah utara terdapat Pendopo Kabupaten Purworejo, di seberangnya lagi terdapat kantor Bupati Purworejo . Kemudian di sebelah barat terdapat Masjid Agung Purworejo lengkap dengan Bedhung Bagelen yang merupakan bedhug terbesar di dunia, sedangkan di seberanganya terdapat Gereja Maria. Ini adalah gambaran khas kota kota di Jawa dimana alun- alun merupakan pusat aktifitas mayarakat, sebagai plasa yang menjadi tempat interaki agama.
Berjalan ke selatan kita akan menemukan banyak sekali banguna bangunan kuno yang masih berdiri kokoh di sana, diantaranya Mess Kodim, RST, Aspol Vantar, Museum Tosan Aji, dan tentu SMA N 7 Purworejo yang dulu bernama SPG Purworejo. Selain itu di seberang jalan juga terdapat kantor dinas pendidikan. Jika kita amati dengan teliti, ternyata bangunan di kawasan tersebut sangat berbeda jika dibandingkan dengan kawasan lainya di Purworejo. Kita dapat melihat bentuk kusen pintu, jendela, atap dan lainya yang menunjukan gaya arsitektur khas tahun 20-an, saat kakek kita masih disebut sebagai inlander. Dengan mengamati kawasan itu kita dapat berandai andai  membayangkan bagaimana kira- kira tempat itu pada masa 80- 90 tahun lalu. Dapat dimungkinkan bahwa tempat itu merupakan Pusat aktifitas masyarakat Purworejo pada masa lalu, atau kawasan elite para oude garde, atau markas tentara jaman Voor de Oorlog (jaman sebelum perang).
Memang kita tidak mungkin membandingkan Kawasan Kota Lama Purworejo dengan Kota lamanya kota lain seperti Yogyakarta. Kedudukan Purworejo hanya pernah menjadi ibukota karesidenan dengan nama Bagelen memang tidak mungkin disejajarkan dengan kota besar lainya, namun alangkah baiknya kita mempunyai rasa kebanggan tersendiri denga Kota kelahiran kita. Bahkan kalu kita lihat banguna bangunan tersebut masih terawat dengan baik. Seperti contoh gedung SPG yang sekarang menjadi SM A N 7 Purworejo yang merupakan salah satu SMA faforit di Purworejo. Dimana disitu bangunannya masih berdiri kokoh, bersih, bebas banjir, dan indah tentunya dengan latar pohon trembesi yang sangat besar.
Alangkah lebih indah lagi jika pemerintah mau mengupayakan kawasan ini untuk dilindungi sebagai cagar budaya yang tidak boleh dirubah bentuknya, mekipun fungsinya bias saja sebagai sarana pendidikan, kesehatan, perumahan, ataupun yang lain. Yang jelas kita tidak boleh mengganti banguna itu dengan banguna yang baru yang belum tentu lebih baik dari sebelumnya. Perlu diingat bahwa bentuk- bentuk bangunan tersebut akan mewakiki periodisasi perkembangan kota.


:-D

0 komentar:

 
Terima kasih sudah berkunjung ke blog saya.